15 April 2007

Menggugat Kesubjektifan Soal

Hari ini, tadi pagi, saya baru saja mengikuti try out UAN di Inten, tempat bimbel terbaik di seluruh Indonesia, bahkan di dunia. Tidak ada yang begitu spesial, hanya soal-soal pengulangan dari latihan soal-soal yang pernah diberikan. Mudah tidak, susah pun tidak. Soal try out tadi terdiri dari 3 bagian, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Saat mengerjakan, Alhamdulillah lancar-lancar saja layaknya ombak di Nusa Dua sana, hanya saja timbul permasalahan BESAR ketika try out sudah selesai dan saya mencocokkan jawaban-jawaban pada kunci yang telah disediakan dan dipajang di salah satu bagian tembok Inten. Pada saat mencocokkan kunci jawaban Matematika dan Bahasa Inggris tidak ada masalah, pada saat saya mencocokkan kunci jawaban Bahasa Indonesia baru timbul masalah BESAR. Dari 40 soal, saya salah sebanyak 14 soal. Dan di antara 14 soal itu, ada soal-soal yang seharusnya tidak salah (menurut saya setidaknya). Untuk lebih jelas, saya akan beri sebuah contoh. Ini adalah soal nomor 69 dari try out tadi.

69. Penulisan judul karya tulis yang tepat pada....
(A) SUMBER ENERGI LISTRIK KINI DAN MASA YANG AKAN DATANG
(B) SUMBER ENERGI LISTRIK KINI dan MASA yang AKAN DATANG
(C) SUMBER ENERGI LISTRIK dan MASA YANG AKAN DATANG
(D) Sumber Energi Listrik Kini dan Masa yang Akan Datang
(E) Sumber Energi Listrik Kini Dan Masa Yang akan Datang

Bila anda berpikiran seperti saya, maka anda akan menjawab A sebagaimana pula yang guru Bahasa Indonesia saya telah ajarkan. Namun, menurut kunci jawaban yang diberikan, jawaban yang tepat adalah E.

Ada lagi soal kontroversial dari try out tersebut, seperti soal nomor 38 ini.

38. Sebagai panglima dan pejuang, Cut Nyak Dien tidak pernah gentar menghadapi lawan yang persenjataannya modern. Bagi pejuang ini, hidup dan mati ada di tangan Allah.

Peribahasa yang sesuai untuk ilustrasi di atas adalah....
(A) Lebih baik mati berkalang tanah, daripada hidup bercermin bangkai.
(B) Perang bermalaikat, sabung berjuara.
(C) Mati semut karena kemanisan.
(D) Bagaikan mencari jarum dalam jerami.
(E) Sebelum ajal berpantang mati.

Soal ini adalah soal yang sama persis dengan soal yang beberapa waktu lalu pernah dibahas oleh guru Bahasa saya. Menurut beliau, jawaban yang paling tepat adalah jawaban B, sehingga pada try out tadi pun saya memilih jawaban B. Sedangkan menurut kunci jawaban jenius, jawaban yang tepat adalah jawaban E. jadi, manakah yang betul?? Saya merasa sungguh bingung. Siapakah yang harus saya percaya? Guru bahasa saya yang saya cintai sepenuh hati atau pembuat kunci jawaban yang saya tidak ketahui identitasnya. Ini menunjukkan bahwa betapa soal-soal yang diberikan sangat bersifat subjektif. Suatu jawaban bisa benar, bisa juga tidak, tergantung pembuat soal menginginkan yang mana. Belajar pun menjadi tidak berguna, karena apa yang kita pelajari (dan kita yakini kebenarannya) belum tentu benar. Untung saja ini masih berupa try out, bukan UAN yang sebenarnya. Tidak ada solusi yang dapat kita pecahkan, karena kita hanya dapat menjawab soal dengan jawaban yang menebak-nebak (Dari manakah kita dapat menentukan jawaban tersebut benar? Bukankah dari guru kita? Bukankah dari bimbel kita pula? Bila keduanya bertentangan, jawaban manakah yang harus kita ambil sebagai jawaban yang BENAR? Lalu apakah jawaban yang menurut kita sudah benar juga dinyatakan benar oleh si pembuat soal? Bila jawaban tersebut benar menurut si pembuat soal, apakah berarti benar juga menurut kaidah yang sesungguhnya?). Kebenaran itu pada dasarnya bersifat subjektif. Kita tidak bisa menentukan sesuatu itu benar atau tidak, namun bila kita menentukan sesuatu itu benar maka setidaknya itu BENAR MENURUT KITA.

Seandainya semua jawaban yang kita butuhkan terdapat dalam satu kitab yang pasti, saya yakin persoalan tidak akan serumit ini. Saat ini saya hanya berharap agar kunci jawaban yang diberikan di tempat bimbel tadi SALAH, sehingga tidak akan muncul keragu-raguan di hati dan saya dapat berpegang teguh pada satu kunci jawaban yang pasti.

SUKSES UAN !!!

No comments: